Ilustrasi, sumber foto: Shutterstock

Sgp Tangkas - Saat anak mengalami kesulitan makan, mungkin cara paling ampuh yang bisa kamu lakukan adalah dengan memberi mereka makanan cepat saji, seperti pizza, hamburger, kentang goreng, atau donat. Tidak hanya mudah ditemukan, si kecil biasanya akan menyukainya. Namun masalahnya, apakah makanan tersebut aman jika sering dikonsumsi oleh Si Kecil?


Tahukah kamu bahwa selama masa pertumbuhan, si kecil membutuhkan nutrisi yang lengkap? Memberinya makanan cepat saji belum tentu merupakan pilihan yang tepat, mengapa? Karena selain tidak mengandung nutrisi yang lengkap, jenis makanan tersebut mengandung gula, garam, dan kolesterol tinggi.


Jika si kecil mengkonsumsinya terlalu sering dan dalam jangka waktu yang lama, berbagai masalah kesehatan akan rentan muncul, salah satunya adalah depresi.


Apa Hubungan Makanan Cepat Saji dengan Depresi?


Sebenarnya depresi merupakan gangguan jiwa yang terjadi karena banyak faktor. Pada anak dan remaja, kondisi ini dapat dipicu oleh perceraian orang tua, pelecehan seksual, bullying atau bullying di sekolah, memiliki keluarga dengan riwayat gangguan jiwa, dan gangguan pada sistem saraf. Lalu, bagaimana hubungan makanan dengan munculnya depresi?


Jika kita telusuri, untuk mendukung tumbuh kembang Si Kecil, sejak bayi, Bunda akan memberinya ASI dan makanan sehat yang bergizi seimbang. Makanan sehat telah lama dikenal mampu menjaga kesehatan Si Kecil, meningkatkan kecerdasannya, mengontrol suasana hatinya, dan juga mengurangi risiko Si Kecil mengalami gangguan jiwa.


Nah, mengingat fast food tidak mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh si kecil dan justru mengandung kalori yang tinggi, maka jika dikonsumsi terlalu sering dan dalam jumlah yang berlebihan, hal ini bisa membuat si kecil mengalami kegemukan bahkan obesitas. Anak dengan obesitas sangat rentan terhadap gangguan emosional dan sosial termasuk perasaan rendah diri, bullying, dan depresi.


Selain itu, salah satu penelitian juga menyebutkan bahwa ada hubungan antara konsumsi fast food dengan gangguan mental dan perilaku pada anak. Dalam studi yang sama, disebutkan bahwa perbaikan pola dan pilihan makanan yang lebih sehat dianggap dapat meningkatkan kesehatan mental. Oleh karena itu, Bunda harus lebih berhati-hati dalam memberikan makanan untuknya agar kesehatan otaknya tetap terjaga.


Pilih makanan yang tidak hanya membuat si kecil kenyang, tetapi juga bergizi. Setidaknya makanan yang dikonsumsi anak harus terdiri dari sayur-sayuran, buah-buahan, biji-bijian, protein, dan juga susu rendah lemak.


Selain itu, agar si kecil tidak kesulitan makan, penting bagi Bunda untuk mengajarkan pentingnya makan bersama keluarga. Ciptakan suasana yang nyaman saat makan dan jangan memaksa si kecil untuk makan karena bisa membuatnya trauma. Jika si kecil masih pilih-pilih makanan, ajari dia bahwa mengkonsumsi berbagai makanan yang banyak mengandung vitamin dan mineral akan mendukung pertumbuhan dan perkembangannya.